Inovasi “Tunnel Klin” Sebagai Incinerator dan Pengolah Primer Hasil Tambang

BKTI bekerjasama dengan BPPT dan Kementerian Ristekdikti telah mempresentasikan produk inovatif multguna Tunnel Kiln kepada para pengguna teknologi tersebut antara lain pada pabrik steel dan iron serta pemkot Depok dan Tangerang Selatan. Tunnel Kiln, dengan berbagai variasi mode dapat melakukan proses:
Pilihan Materi Teknologi sbb:
1. Teknologi Pengolahan Bijih Besi menjadi Sponge Iron.
2. Teknologi Pengolahan Pasir Besi menjadi Sponge Iron.
3. Teknologi Pengolahan Bijih Nikel menjadi Sponge Iron konten Nikel.
4. Teknologi Pengolahan Batubara menjadi Kokas Foundry dll.
5. Teknologi Pengolahan Bauksit menjadi Refractory dll.
6. Teknologi Pengolahan Pasir Kuarsa menjadi Kristal Silikon.
7. Teknologi Pengolahan Sampah Zero Waste dengan WTKI
8. Teknologi Pengolahan Klinker menjadi Semen Portland.
9. Teknologi Pengolahan Green Coke menjadi Calsined Petroleum Coke.
10. Teknologi Pengeringan Kayu Kontinyu dengan Tunnel Dryer.
11. Teknologi Pengolahan Lempung / Ball Clay / Kaolin menjadi Bata Merah, Genteng Keramik, Gerabah, Stone Ware, Porselen dll.
12. Teknologi Pengolahan Limbah B3 dengan Tunnel Kiln Incinerator.
13. Teknologi Pengolahan Batu Kapur menjadi Kapur Tohor dengan Tunnel Kiln.

Presentasi diberikan oleh Bapak Arsam Sunaryanto, sebagai perancang sistem teknologi Tunnel Kiln multi proses ini. Teknologi ini telah mendapatkan berbagai penghargaan dan diimplementasikan diberbagai pabrik pengolahan.

Dalam acara ini Bapak Jaegopal dari PT Tempirai Energy menyatakan akan membiayai 2 unit pilot plant tunnel kiln untuk Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan yang harus selesai sebelum 17 Agustus 2018, senilai masing2 Rp. 1 Milyar. Sekda Depok, Drg Hardiono dan Kepala SubDinas Persampahan Kota Tangsel siap menyediakan lahan.

Khusus pilot plant untuk pengolahan bijih besi, nickel, batubara, PT JIEP siap bekerjasama menyediakan lahan untuk tujuan sertifikasi dan standarisasi SNI pilot plant tsb.

Rapat Kerjasama Inovasi ini dibuka dan dipimpin oleh Dr Agus Puji Prasetyono, IPU , Staf Ahli Menteri Ristekdikti