Artikel Industri : RI Perlu Pacu Ekspor

Sumber : http://www.kemenperin.go.id/artikel/17659/…

RI Perlu Pacu Ekspor

Produksi dan penjualan kendaraan bermotor roda empat dan lebih di Asean pada kuartal pertama tahun ini meningkat. Penurunan produksi Thailand harus dimanfaatkan Indonesia dengan menggenjot laju ekspor.

Berdasarkan data Asean Automotive Federation (AAF), Selasa (30/5), produksi kendaraan di Asean pada kuartal I/2017 mencapai 1,02 juta unit atau meningkat 2,98% dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun lalu yang 994.441 unit.

Empat negara produsen berhasil meningkatkan produksi, yakni Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Filipina. Adapun Thailand yang merupakan basis produksi sejumlah merek itu justru menurun. Vietnam juga mencatat penurunan.

Pada periode yang sama, penjualan kendaraan bermotor di Asean mencapai 818.832 unit atau naik 10,3% dibandingkan capaian pada kuartal I/2016 yang 742.417 unit. Semua negara anggota AFF tercatat meraih pertumbuhan penjualan, kecuali Brunei Darussalam.

Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi menjelaskan volume produksi di Thailand disebabkan oleh besarnya ekspor oleh prinsipal dari negara tersebut.

“Thailand itu pasar domestiknya kecil. Dia tertolong oleh ekspor, kita bisa menang kalau ekspor juga digenjot,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/5).

Mayoritas perusahaan otomotif global menjadikan Thailand sebagai basis produksi untuk pasar ekspor, minimal untuk pasar Asia Tenggara. Inilah yang menyebabkan produksi di negara tersebut sangat besar.

Indonesia, ekspornya masih kecil. Meskipun terus meningkat, namun secara rata-rata volume ekspor tahunan hanya 200.000 unit. Dari sisi distribusi, Indonesia masih memaksimalkan pasar domestik.

SEDAN

Yohannes berpendapat mobil sedan masih dianggap sebagai kendaraan yang bisa membantu Indonesia memperluas penguasaan pasar global. “Salah satu cara untuk meningkatkan ekspor ya dengan sedan.”

Saat ini, produksi dan penjualan sedan di Tanah Air tidak bisa maksimal karena tingginya harga jual. Pasalnya, kendaraan jenis ini dibebani dengan tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBm) yang tinggi.

Gaikindo mengupayakan agar pemerintah menurunkan tarif PPnBm tersebut, agar meningkatkan penjualan sedan karena harganya terjangkau. Ini terjadi pada jenis kendaraan low multipurpose vehicle (LMPV), yang hanya dikenai PPnBm 10%. Alhasil, saat ini LMPV menjadi segmen yang menguasai pasar otomotif di Indonesia.

Volume ekspor kendaraan bermotor secara utuh atau completely built up (CBU) pada tiga bulan I/2017 melonjak. Pengapalan mobil CBU mencapai 56.371 unit, naik 53,39% dibandingkan dengan capaian pada kuartal I/2016 yang hanya 36.750 unit.

Adapun ekspor kendaraan secara terurai atau completely knock down (CKD) justru menurun. Pada periode Januari-Maret tahun ini ekspor CKD hanya 17.546 set, turun 35,15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 27.052 set.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan produksi kendaraan roda empat dan lebih mencapai 2,5 juta unit pada 2020, dan sebesar 20% di antaranya akan diekspor.

Dari sisi produk, pemerintah akan berusaha untuk membuka akses pasar global bagi low cost green car (LCGC). “Kami akan membuka pasar, dan kemungkinan LCGC akan bersaing di sana,” katanya…

Selengkapnya dapat dibaca disini : http://www.kemenperin.go.id/artikel/17659/…