Memiliki Puluhan Ribu Anggota, BKTI PII Akan Segera Mendirikan Koperasi Dengan Multi Usaha

Memiliki Puluhan Ribu Anggota, BKTI PII Akan Segera Mendirikan Koperasi Dengan Multi Usaha

(Jakarta, bkti-pii.or.id) – Organisasi profesi teknik industri, BKTI-PII (Badan Kejuruan Teknik Industri – Persatuan Insinyur Indonesia) berencana mendirikan koperasi jasa. Rencana pendirian tersebut dilakukan, mengingat jumlah anggota BKTI dan para insinyur Indonesia saat ini jumlahnya sudah mencapai puluhan ribu.

Ketua BKTI, Ir. Indracahya Kusumasubrata, IPU, dalam diskusi dengan para Anggota BKTI dan Perwakilan Kementerian Koperasi, di Golf Club, Rawamangun Jakarta, Rabu (14/06/2017), menjelaskan, BKTI saat ini memiliki jumlah anggota yang mencapai 1200-an. Sementara sarjana teknik industri itu sendiri mencapai 50 ribu lebih. Belum lagi sarjana teknik lulusan baru dari 200 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan jumlah mahasiswa teknik industri saat ini mencapai 45 ribu.

“Ini peluang besar bagi BKTI dalam mendirikan koperasi sehingga ikut memberdayakan ekonomi bangsa. Inilah saatnya para Insinyur Indonesia membangun Indonesia dengan mencetak usaha-usaha baru,” ujar pria yang sangat proaktif dalam membesut organisasi BKTI ini, mengubar senyum.

Jadi menurut Indracahya, kehadiran koperasi adalah sebagai bentuk kepedulian BKTI PII pada ekonomi bangsa. Karena pada prinsipnya BKTI mendukung program Pemerintah dalam memberdayakan masyarakat. “ Ya kehadiran koperasi ini bagian dari usaha mendukung Pemerintah membangun Indonesia dari pinggir,” ujarnya.

Menurutnya, Koperasi yang diusulkan bernama Koperasi Industri Tanah Air (KITA), itu, akan dilaunching pada pada 17 Juli 2017 nanti. Pemilihan tanggal dan bulan tersebut karena dianggap bagus dan unik.

Peran koperasi menurut pria yang tetap bugar di usia pensiun ini, ialah, Koperasi Industri dengan jiwa “Merah Putih” akan menjadi inkubator pembinaan usaha. Jadi, uang dari para anggota akan digunakan untuk sepenuhnya pemberdayaan usaha. Iuran pokok 100 ribu rupiah dan iuran wajibnya 10 ribu rupiah per bulan.

“Karena Koperasi ini bergerak dalam jasa wirausaha, jadi fokus utamanya lebih kepada peningkatan sumber daya manusia,” tambahnya.

Menurut Indracahya, banyak orang yang berusaha, banyak juga yang gagal. Koperasi BKTI ingin jadi kapal induk atau istilah kerennya inkubator bisnis. Misalnya ada usaha dari para anggota, kita lihat prospek usahanya bagus, kita dampingi, dari aspek pendanaan, dorongan, stimulasi lalu pendampingan melalui pelatihan dan monitoring termasuk memikirkan pemasaran. Apabila pelaku usaha UMKM itu sudah cukup matang berdiri sendiri maka akan dilepas.

“Seperti sekoci yang lepas dari kapal induknya. Atau seperti anak ayam yang diasuh dulu oleh induknya. Bila sudah besar atau mandiri, akan dilepas,” ujarnya.

Nanti lanjut Indracahya, tahap pertama BKTI mencari dana. Sumbernya adalah, BKTI mengadakan even even atau bisnis. Uang itu ditanamkan untuk pembinaan sumber daya manusia.

Perwakilan Kementerian Koperasi, Miko dan Zaenal, yang tampil sebagai narasumber dalam diskusi ini, mengatakan, dirikan dulu koperasinya dan ikuti aturan sesuai dengan syarat syarat pendirian koperasi. “Kementerian koperasi pada dasarnya sangat mendukung dan menjadi fasilitator setiap pendirian koperasi,”ujarnya. (kormen).