Artikel Industri : RI Dalam Bayang-bayang Ekonomi Global

Sumber :
http://koran.bisnis.com/read/20161010/251/590919/ri-dalam-bayang-bayang-ekonomi-global-
oleh : Makmun Syadullah

RI Dalam Bayang-bayang Ekonomi Global

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF) pada kuartal keempat 2016 ekonomi negara-negara berkembang di kawasan Asia-Pasifik akan tumbuh mencapai 4,2%. Ini merupakan percepatan pertumbuhan pertama kalinya sejak krisis ekonomi global 2010. Pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan IMF pada Juli 2016, yakni 4,1%, dan diperkirakan akan tumbuh mencapai 4,6% pada 2017. Secara keseluruhan, ketahanan Asia-Pasifik diperkirakan masih berlanjut di tengah kelesuan global.

Meskipun tetap tumbuh, menurut IMF terdapat perbedaan ketahanan yang cukup tajam di antara negara-negara berkembang di tiap kawasan. Di kawasan Asia-Pasifik, pemulihan kondisi ekonomi China masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi ekonomi negara-negara berkembang di sekitarnya. China mengambil strategi kebijakan mengganti ketergantungan pada investasi dan industri menuju konsumsi dan jasa. Kebijakan ini diperkirakan dapat memperlambat pertumbuhan dalam jangka pendek, tetapi dapat menjadi fondasi untuk ekspansi ekonomi yang lebih berkelanjutan dalam jangka waktu panjang. Untuk itu IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi China pada 2017 akan mencapai 6,2%, lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi pada 2016 yang diperkirakan akan mencapai 6,9%.

Selain China, India juga menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. India kini telah menyusul China sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Pertumbuhan ekonomi India berhasil mencapai 7,5% selama 2015. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi China. Tingginya laju pertumbuhan ekonomi India ini tidak dapat dilepaskan dari reformasi perpajakan yang diperkirakan akan membantu menghidupkan kembali investasi dan mendorong pertumbuhan 7,8% pada 2017.

Pemerintah India juga berhasil menjaga inflasi pada level 5%, defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sebesar 1,3% dari produk domestik bruto (PDB) dan defisit anggaran 3,5% dari PDB. Perjalanan India untuk mencapai level seperti sekarang tidaklah mudah. Setidaknya dalam 13 tahun lamanya India melakukan reformasi struktural secara serius di dalam perekonomian, dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi, investasi dan aliran modal. Pemerintah India juga menciptakan kemudahan berusaha agar banyak investasi tertanam, terutama yang bersifat padat karya, sehingga bisa mendorong lebih banyak tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.

Tingginya pertumbuhan ekonomi di China dan India membantu kawasan Asia-Pasifik menjaga momentum pertumbuhan. Namun, harus diwaspadai kemungkinan adanya risiko penurunan termasuk potensi pembalikan modal yang bisa dipicu oleh perubahan kebijakan moneter di negara maju, khususnya Amerika Serikat. Ancaman bom utang pemerintah China juga menjadi momok serius bagi negara-negara berkembang di kawasan Asia. Seperti diketahui, kebangkitan China pada 2010 cenderung difasilitasi oleh stimulus fiskal dan moneter secara besar-besaran…

Selengkapnya dapat dibaca disini : http://koran.bisnis.com/read/20161010/251/590919/ri-dalam-bayang-bayang-ekonomi-global-