Artikel Industri : Penjualan Mobil Lesu, Pengusaha Akui Ada Masalah Daya Beli

oleh : Rahajeng Kusumo Hastuti
Penjualan Mobil Lesu, Pengusaha Akui Ada Masalah Daya Beli

Jakarta, CNBC Indonesia – Lesunya penjualan mobil sepanjang 2019 diyakini oleh pengusaha sebagai dampak dari penurunan daya beli konsumen. Konsumen juga mulai lebih berhati-hati menggunakan uang, termasuk untuk membeli kendaraan.

Ketua Komite Tetap Kadin Bidang Industri dan Pemberdayaan Daerah I Made Dana Tangkas mengatakan perkembangan industri otomotif tidak lepas dari perkembangan ekonomi dunia. Dengan situasi ekonomi dunia saat ini menurutnya otomatis membebani ekonomi Indonesia dan berpengaruh pada penurunan daya beli konsumen.

“Kebanyakan dalam situasi daya beli, pihak pembeli akan memperhitungkan secara cermat produk otomotif mana yang dibeli dan memberikan dampak ekonomi pada kegiatan bisnis atau ekonomi,” kata Made kepada CNBC Indonesia, Kamis (21/11/2019).Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat penjualan mobil domestik dari Januari-Oktober 2019 turun 11,75%. Sepanjang tahun ini penjualan mobil mencapai 849.609 unit, turun dibandingkan Januari-Oktober 2018 sebanyak 962.834 unit.

Dari sisi penjualan secara bulanan, penjualan mobil domestik per Oktober 2019 juga turun 9,47% menjadi 96.030 unit dibandingkan dengan Oktober 2018 yakni 106.079 unit.

Made menilai penjualan kendaraan harus dilihat dari siklus tahun per tahunnya. Biasanya penjualan di awal tahun akan turun, baru pada paruh kedua meningkat signifikan. Produsen pun harus memperhatikan bagaimana kemampuan daya beli dan produk mana yang berpengaruh pada daya beli.

“Kami selalu proyeksikan pertumbuhan dari tahun ke tahun naik 5-10%, kalau sudah bulan ke bulan begini kami akan lihat satu tahun seperti apa perkembangannya,” kata Made.

Indonesia pernah menyentuh penjualan hingga 1,3 juta unit, namun kemudian turun hingga 1,05 juta unit. Made menekankan yang menjadi faktor dasar adalah geliat ekonomi dan industri bisa menumbuhkan daya beli masyarakat.

“Proyeksi ke depan bagaimana pertumbuhan ekonomi dan investasi bergeliat, yang akan memperluas lapangan pekerjaan, dan memberikan multiplier effect ekonomi. Sehingga masyarakat kita secara total akan meningkat daya belinya, dan ini penting bagi industri otomotif,” katanya.

Sumber (Source) :
https://www.cnbcindonesia.com/news/…