Oleh: Munib Ansori
Kemenperin Dorong Perusahaan Rintisan Berkontribusi Ekspor – Dunia Usaha
Jakarta – Kementerian Perindustrian berkomitmen mendukung pembinaan perusahaan rintisan (startup) dengan membuka kesempatan go internasional melalui program Asia Entrepreneurship Training Program (AETP). Seiring dengan peta jalan Making Indonesia 4.0, program pelatihan tersebut bertujuan mendorong perusahaan rintisan di Tanah Air untuk bisa bersaing di dunia bisnis global.
“Kegiatan ini salah satu upaya peningkatan ekspor produk industri digital dan kreatif. Kami ingin startup Indonesia mendunia, serta memperkuat brand Indonesia sebagai negara industri kreatif dan digital,” kata Direktur Jenderal Ditjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA), Gati Wibawaningsih, disalin dari siaran resmi Gati mengatakan, startup yang terpilih mengikuti pelatihan adalah mereka yang menjadi juara dan finalis pada acara Semarak Industri Kecil Menengah (IKM) 2018 yang digelar Kementerian Perindustrian. Startup yang ikut serta dalam pelatihan terdiri dari berbagai bidang, antara lain fesyen, digital dan kosmetik. Seminar tersebut mendatangkan pembicara dari AETP, SwissCham, dan Estubizi Network dan mengupas tentang program, peran, dan pemberdayaan startup. Dalam kesempatan ini, juga dilakukan soft launching Swiss – Indonesian Acceleration Startup Program, yang merupakan kegiatan akselerasi startup yang memungkinkan terbukanya akses ekosistem startup antara Swiss dan Indonesia. Program tersebut dilaksanakan secara paralel di Swiss dan Indonesia dengan waktu yang bersamaan, sehingga peserta program di Swiss dan Indonesia dapat saling berinteraksi dan merupakan peluang bagi para startup di Tanah Air untuk memperluas jaringan. “Jadi ini kesempatan yang benar-benar harus kita gunakan,” ujar Gati. Gati menuturkan, dengan pelatihan tersebut diharapkan startup tanah air mampu bersaing di kancah global, serta bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekspor dalam negeri. Menurut Gati, kegiatan seperti ini bisa membuka cakrawala startup Indonesia untuk mengetahui perkembangan di dunia bisnis global. “Targetnya, kami ingin menyasar pasar Amerika dan Eropa karena perekonomian mereka secara fundamental lebih mantap. Kemudian, untuk IKM yang produknya segmented, pasar Amerika dan Eropa yang bisa menerima produk yang lebih spesifik khususnya yang craft,” kata Gati. Program pelatihan bagi startup tersebut dilakukan selama enam bulan dimulai April 2019. Bentuk pelatihan berbasis simulasi, pembinaan tim individu, pencarian mitra, serta akses ke investor dan inkubator yang serasi dengan bidang usaha yang dijalankan masing-masing startup. “Indonesia akan memasuki masa bonus demografi yang akan diikuti dengan era digitalisasi. Hal ini membuka peluang pasar baru yang menarik bagi para startup di bidang sains, teknologi, serta industri kreatif,” tambah Gati….
Selengkapnya dapat dibaca disini (Source) : |