Industri Padat Karya Berorientasi Ekspor Dikembangkan di Jateng JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) fokus memacu pengembangan industri manufaktur di Jawa Tengah yang berbasis padat karya dan berorientasi ekspor. Misalnya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, serta furnitur, yang selama ini telah memberikan kontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan manufaktur dan ekonomi nasional.
“Sektor-sektor tersebut memiliki kinerja yang cukup baik. Apalagi dengan adanya Kawasan Industri Kendal, kami terus aktif untuk menarik investasi masuk,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Minggu (8/4). Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, nilai investasi industri manufaktur pada tahun 2015 mencapai Rp 10,7 triliun, dan ditargetkan naik 10 kali lipat menjadi Rp 104,3 triliun di tahun 2035. Selain itu, penyerapan tenaga kerja juga diprediksi meningkat, dari 3,2 juta orang tahun 2015 menjadi 6,2 juta orang pada 2035. “Salah satu yang akan berperan penting yaitu kontribusi dari perusahaan-perusahaan baru yang beroperasi di Kawasan Industri Kendal. Hingga Januari 2018, kawasan terintegrasi yang diresmikan sejak November 2016 itu, telah menarik sebanyak 39 investor yang berasal dari Indonesia, Singapura, Malaysia, Tiongkok, dan Jepang,” jelas Menperin. Kawasan tersebut, tambah dia, ditargetkan menyerap potensi investasi hingga Rp 200 triliun dan 500 ribu tenaga kerja. Perusahaan-perusahaan yang telah berdiri di Kawasan Industri Kendal, antara lain sektor industri furnitur, makanan, kemasanmakanan, baja, label printing, dan boneka… Selengkapnya dapat dibaca disini (source) : http://www.kemenperin.go.id/artikel/… |