Artikel Industri : Indonesia Diharapkan Jadi Basis Ekspor Industri Logam Hilir

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/…
Oleh : Galih Gumelar , CNN Indonesia

Indonesia Diharapkan Jadi Basis Ekspor Industri Logam Hilir

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berharap Indonesia bisa menjadi basis ekspor untuk industri logam hilir, melihat capaian pertumbuhan industri ini di kuartal tiga. Pertumbuhannya mencapai 10,6 persen secara tahunan (year on year), tertinggi diantara sektor industri manufaktur lainnya.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ini disebabkan karena pemerintah fokus pada hilirisasi produk tambang. Salah satu hilirisasi produk yang tengah digalakkan adalah pengembangan klaster baja agar bisa memproduksi 10 juta ton per tahun dan baja anti karat (stainless steel) sebagai turunan dari nikel dengan kapasitas 4 juta ton.

Setelah itu, Airlangga berharap industri turunannya seperti otomotif bisa ikut tumbuh dan bisa dipersiapkan untuk basis ekspor ke negara-negara lainnya. “Sektor ini sekarang tidak hanya sebagai basis produksi di dalam negeri, tetapi basis ekspor untuk negara lain,” jelas Airlangga melalui siaran pers, Selasa (7/11).

Lebih lanjut, ia juga senang karena pertumbuhan industri pengolahan nonmigas secara keseluruhan mencapai 5,49 persen pada kuartal III lalu berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Pasalnya, ini membuktikan bahwa kinerja industri masih bisa berada di atas pertumbuhan ekonomi di periode yang sama dengan nilai 5,06 persen.

Kontribusi industri ke Produk Domestik Bruto (PDB) juga masih mendominasi yakni 19,93 persen. Angka ini lebih besar dibanding pertanian, kehutanan, dan perikanan yang menyumbangkan sekitar 13,96 persen, perdagangan 12,98 persen, serta konstruksi 10,26 persen.

“Ini menjadi momentum yang baik pula, pertumbuhan industri kembali di atas pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2017,” tambah Airlangga.

Di samping itu, ia juga menyoroti pertumbuhan industri makanan dan minuman yang memiliki pertumbuhan 9,46 persen di kuartal III dan menyumbang 34,95 persen terhadap total nilai industri pengolahan di kuartal III. Mengingat sifat industri makanan dan minuman yang berbasis padat karya, maka dari itu, ia berharap ada perluasan pasar bagi produk ini agar lapangan kerja yang tercipta semakin banyak.

“Industri juga menjadi penggerak utama untuk penyerapan tenaga kerja. Oleh karenanya, optimalisasi akses pasar menjadi penting,” tuturnya…

Selengkapnya dapat dibaca disini : https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/…